KO Mengerikan di UFC 192 yang Mengubah Jalan Islam Makhachev Jadi Raja Kelas Ringan

5 hours ago 1

loading...

Islam Makhachev kini menjelma menjadi salah satu petarung paling dominan dan diakui di UFC / Foto: USA Today

Islam Makhachev kini menjelma menjadi salah satu petarung paling dominan dan diakui di UFC. Setelah lebih dari satu dekade berkompetisi dan mendominasi oktagon, tak mengherankan jika banyak yang memprediksi petarung asal Rusia ini akan melebarkan sayap ke divisi baru untuk ditaklukkan. Namun, di balik rentetan kemenangan impresifnya, terselip satu kekalahan yang membekas dalam rekor Makhachev di UFC, yakni sebuah KO mengejutkan dari Adriano Martins di awal kariernya.

Kekalahan itu terjadi pada pertarungan keduanya di ajang promosi paling bergengsi ini. Kurang dari dua menit ronde pertama berjalan di UFC 192, Makhachev yang kala itu masih berusia muda, menerima pukulan overhand right telak dari Martins yang lebih berpengalaman.

Pukulan tersebut merobohkannya, memaksa wasit menghentikan pertarungan lebih awal dan memberikan kekalahan KO pertama dan satu-satunya bagi Makhachev di UFC.

Baca Juga: Dan Cormier Bongkar Teori Konspirasi Islam Makhachev Kerjai Belal Muhammad demi Gelar!

Sebelum menjejakkan kaki di UFC, Makhachev dikenal sebagai grappler berbakat yang mendominasi kompetisi regional di Rusia. Ia kemudian menghabiskan waktu berlatih di American Kickboxing Academy (AKA) untuk mempertajam kemampuan striking-nya.

Tampaknya, dalam pertarungan melawan Martins, Makhachev yang kala itu berusia 23 tahun ingin memamerkan perkembangan striking-nya. Ia sempat lolos dari kuncian dan melancarkan rangkaian pukulan kiri yang sayangnya dengan mudah diantisipasi oleh Martins.

Martins sendiri menerima pertarungan ini dengan pemberitahuan singkat dan mengakui minimnya informasi yang ia miliki tentang lawannya yang disebut-sebut sebagai prospek menjanjikan dan sembilan tahun lebih muda darinya. Ketidaktahuan ini justru bisa menjadi keuntungan bagi petarung Brasil tersebut.

Baca Juga: Comeback Manny Pacquiao Tembus Ranking 5 Kelas Welter WBC

Sementara itu, alih-alih Makhachev menggunakan gulat yang menjadi ciri khasnya, justru terpancing untuk bertukar pukulan, seolah ingin mengakhiri pertarungan dengan cepat melalui striking. Situasi ini bahkan membuat anggota tim Makhachev terdengar memohon agar ia memperlambat tempo dan lebih bersabar.

Namun, saran tersebut tak digubris. Sebuah pukulan kiri Makhachev kembali membuka celah bagi Martins untuk melancarkan serangan balik counter right hand yang dieksekusi dengan sempurna, memaksa wasit menghentikan laga. Kekalahan KO yang telak di pertarungan keduanya di UFC tentu bisa meruntuhkan mental seorang petarung muda.

Namun, Islam Makhachev menunjukkan mentalitas baja. Sejak kekalahan itu, arah kariernya berubah drastis. Sementara Adriano Martins justru kesulitan meraih kemenangan lagi hingga Maret 2024 (hampir sembilan tahun kemudian), Makhachev justru menjelma menjadi penguasa divisi kelas ringan.

Ia terus mendominasi, mengalahkan nama-nama besar seperti Charles Oliveira, Dustin Poirier, dan Alexander Volkanovski. Kekalahan dari Martins seolah menjadi pelajaran berharga yang memacunya untuk terus mengembangkan diri.

Ia tak hanya mengasah kemampuan striking-nya, tetapi juga memadukannya dengan gulat kelas dunianya, hingga akhirnya ia berhasil mencapai puncak dan menjadi petarung pound-for-pound nomor satu di UFC. Satu noda di rekornya justru menjadi katalisator bagi dominasi tak terbendung Islam Makhachev.

(yov)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |