Kertanagara Raja Singasari yang Pernah Berkuasa di Daha, tapi Tamat Riwayatnya Diserang Kediri

5 hours ago 4

loading...

Kerajaan Kediri dan Singasari, menjadi kaitan keduanya, di mana kedua wilayah ini pernah saling serang demi sebuah kedaulatan sebagai suatu wilayah. Foto/Ilustrasi/Istimewa

Malang dan Kediri memiliki hubungan erat kaitannya sejarah dua kerajaan besar di Pulau Jawa. Kerajaan Kediri dan Singasari, menjadi kaitan keduanya, di mana kedua wilayah ini pernah saling serang demi sebuah kedaulatan sebagai suatu wilayah.

Di masa Kerajaan Singasari atau yang dahulunya bernama Tumapel. Beberapa rajanya pernah berkuasa di Daha, yang kala itu menjadi wilayah bawahan setelah Kediri ditaklukkan oleh Ken Arok.

Namun pertumpahan darah di Singasari dan kudeta kekuasaan sempat membuat tak stabil, hingga akhirnya di masa Wisnuwardhana, bisa disatukan. Penyatuan dua wilayah Singasari dan Kediri kala itu tercatat juga dalam Prasasti Mula-Malurung, serta dua Kakawin Nagarakretagama dan Pararaton.

Baca juga: Kisah Letusan Gunung Kelud Nyaris Tewaskan Tunggul Ametung Penguasa Tumapel yang Arogan

Wisnuwardhana berdasarkan Prasasti Mula-Malurung masih berkuasa di Tumapel dan menunjuk Kertanagara, sebagai raja bawahan di Daha, Kediri. Wisnuwardhana masih berkuasa mutlak di Tumapel, yang kala itu ibu kota Kutaraja berganti menjadi Singasari.

Wilayah kekuasaan Wisnuwardhana termasuk Janggala dan Panjalu, sebagaimana dikutip dari "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" dari sejarawan Prof. Slamet Muljana.

Kertanagara merupakan anak dari Wisnuwardhana dari hasil perkawinannya dengan permaisuri Waning Hyun, sehingga Kertanagara mempunyai kedudukan sebagai raja mahkota, mengepalai raja-raja bawahan lainnya.

Sebagai raja bawahan yang memerintah Daha, ia mempunyai hak untuk mengeluarkan prasasti di wilayahnya. Hal itu memang terjadi. Prasasti Pakis Wetan, bertarikh 8 Februari 1267, dan prasasti Penampihan, bertarikh 13 Oktober 1269, kedua-duanya dikeluarkan oleh Raja Kertanagara pada waktu Raja Wisnuwardhana masih hidup.

Baru sepeninggal Raja Wisnuwardhana pada 1270, Kertanagara bertindak sebagai raja agung menguasai Singasari dan Kediri seperti mendiang Wisnuwardhana. Saat pemerintahan awalnya ia dibantu oleh seorang mahamenteri senior bernama Mpu Raganata, sebagaimana dituliskan pada Kidung Panji Wijayakrama Pupuh 1.

Mpu Raganata adalah orang bijak, jujur, dan pemberani. Tanpa tedeng aling-aling, ia berani mengemukakan keberatan-keberatannya terhadap sikap dan pimpinan sang prabu. Hubungannya dengan Prabu Kertanagara disamakan dengan hubungan Patih Sri Laksmikirana dengan Prabu Sri Cayapurusa dalam cerita Singhalanggala.

Di masa Kertanagara pula, Singasari mengakhiri riwayatnya karena serangan dari Jayakatwang. Konon Jayakatwang yang masih keluarga dari Kertanagara, berkuasa di Daha, wilayah yang saat bawahan dari Kerajaan Singasari.

(rca)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |