Siswa SMAK 7 Penabur Raih Juara di Olimpiade Fisika, Ini Rahasianya

5 hours ago 3

loading...

Siswa SMAK 7 Penabur Jakarta Mikha Clementinus Togamulia Butar Butar. Foto/Istimewa.

JAKARTA - Prestasi membanggakan ditorehkan Mikha Clementinus Togamulia Butar Butar, siswa SMAK 7 PENABUR, yang berhasil meraih medali perunggu dalam ajang APhO (Asian Physics Olympiad) ke-25 yang diselenggarakan di Dhahran, Saudi Arabia pada 4 - 12 Mei 2025.

APhO diikuti oleh 224 remaja terbaik dari 29 negara di asia yang terbagi ke dalam 30 tim. Indonesia mengirimkan dua tim yang berisikan delapan pelajar SMA terbaik dari berbagai sekolah di Indonesia.

“Ajang ini mulai diselenggarakan sejak tahun 2000 dan merupakan kegiatan yang baik bagi remaja SMA di Indonesia untuk mengembangkan minat bakat terkhususnya di bidang Fisika , karena menjadi kesempatan bagi mereka bertemu serta bersaing secara sportif dengan anak remaja terbaik dari berbagai negara di asia.” ujar Hendra Kwee presiden APhO 2025, melalui siaran pers, Rabu (14/5/2025).

Hendra berpendapat, Mikha merupakan salah satu yang terbaik mewakili tim Indonesia dalam APhO 2025.

Fokus Mempersiapkan diri untuk Olimpiade Selama Tiga Tahun

Mikha bercerita awal mula Ia bisa berpartisipasi dalam APhO 2025. Ketika masuk SMA pertama kali, Ia menyukai mesin dan teknologi, sehingga Fisika menjadi mata pelajaran yang relevan dengan kedua hal itu.

“Sejak saat itu saya sadar dengan memperdalam mata pelajaran tertentu dapat membawa saya ikut berbagai ajang kompetisi bahkan dan meraih prestasi.” ungkap Mikha yang memulai perjalanan kompetisinya dari Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat provinsi.

Sekolah mendukung Mikha dalam olimpiade secara penuh lewat bimbingan guru Fisika di Science Club Jenjang serta menghadirkan pelatih khusus dari luar.

“Kami memberikan dukungan penuh tidak hanya Mikha, tetapi kepada setiap peserta didik di sekolah yang ingin serius menekuni berbagai bidang hingga ikut kompetisi.” tutur Hendro Lumbanraja, Kepala SMAK 7 PENABUR.

Mikha berhasil lolos OSN hingga tingkat nasional pada September 2024 lalu dan mendapatkan medali Perak untuk bidang Fisika. Dari situlah, Ia memulai langkah mengikuti tahapan seleksi APhO 2025, dua minggu setelah pengumuman OSN.

“Ada tiga tahapan seleksi APhO yang aku ikuti dimulai dari bulan September. Puji Tuhan, aku berhasil lolos di tiga seleksi tersebut dan mendapatkan pelatihan secara intensif bersama teman-teman lainnya selama empat bulan, meliputi latihan eksperimen, teori, soal, dan berbagai macam tes lainnya.” cerita Mikha.

Selain itu, Mikha juga mengadakan pelatihan secara mandiri dengan belajar dari buku perkuliahan, buku olimpiade, dan beragam soal olimpiade tahun-tahun sebelumnya.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |